Derasnya arus informasi dan semakin berperannya
sosial media dalam pembentukan opini publik semakin menekankan pentingnya
jurnalisme warga. Bahkan banyak yang beranggapan bahwa sosial media merupakan
pilar negara yang kelima setelah pers sebagai pilar negara yang keempat.
Kita semua pasti sudah mengenal beragam situs
jurnalisme publik atau yang dikenal dengan “Citizen Journalism”. Mulai dari Kompasiana
dengan kompasionernya, blogdetik dengan Dbloggernya, liputan 6,
republikaonline, serta beragam jurnalisme publik lainnya. Kali ini, Tempo juga
memperkenalkan jurnalisme publiknya dengan nama “Indonesiana”.
“Indonesiana mengusung pada konsep bahwa media
mesti mengabdi pada publik, bukan sebaliknya, mengabdi pada pemilik modal”,
jelas Wahyu Dhyatmika, Redaktur Pelaksana Tempo.
Tidak seperti jurnalsime publik lainnya, redaksi
Indonesiana adalah redaksi tempo, maka Indonesiana beralamat di bawah tempo.co
yaitu beralamat pada Indonesiana.tempo.co.
“Kalau kompasiana langsung beralamat pada kompasiana.com dan blog detik pada
blogdetik.com, Indonesiana justru beralamat pada Indonesiana.tempo.co. Ini karena redaksi Indonesiana adalah juga
redaksi Tempo“, paparnya.
Keunikan Indonesiana, adalah pada sistem
moderasinya. Jika kita ingin tulisan kita tampil di halaman depan, maka mesti
melalui moderasi redaksi Indonesiana. Bagaimana dengan yang tidak nyaman dengan
sistem moderasi ini? Kita tetap bisa menulis di Indonesiana tanpa jalur
moderasi tetapi tidak bisa muncul di halaman depan. Jadi, pilihan ada di tangan
kita sebagai penulis.
Jangan buru-buru mengartikan moderasi ini dengan
editing yang membuat tulisan kita dipangkas sana-sini sehingga pesan yang ingin
kita sampaikan malah berubah. Moderasi pada Indonesiana hanya berkisar pada
perubahan judul agar lebih menggigit dan perbaikan tata ejaan.
Keunikan
kedua, adanya InfoWarga di mana Semua orang bisa melaporkan
kejadian penting di lingkungannya via SMS, email atau Twitter dengan tagar
tertentu.
Keunikan lain Indonesiana adalah adanya peta
pada halaman awal di bawah front page.
Semua laporan publik dari InfoWarga langsung terpetakan di situs untuk memberi
info sebaran skala kasus secara nasional. “Contohnya #SaveRisma tersebar merata
di seluruh Indonesia. Ini berarti kerinduan terhadap sosok Wali Kota Surabaya Tri
Risma Harini merata secara nasional”, jelas Wahyu. Atau bahkan #MatiLampu juga
merata di seluruh Indonesia.
Yang
paling menarik di sini adalah partisipasi
publik dalam merespon
momen penting tertentu tau yang dikenal dengan Crowdsourcing.
Pihak Indonesiana meng-upload dokumen
tertentu yang bersifat public yang mesti diketahui warga, dan public bisa
memberikan komentar dan umpan balik terhadap dokumen tersebut.
Bahkan
di Indonesiana kita bisa bernarsis ria dengan menampilkan foto selfie kita. Yang
pasti mesti sesuai dengan tema yang telah diberikan yaaa…..
So, cukup menarik bukan? Tunggu apalagi?
Di tengah hiruk pikuk media sosial yang kian gemar mempertontonkan pro-kontra
semata untuk menaikkan rating, maka Indonesiana adalah pilihan yang
menyegarkan. Untuk mengetahui lebih dalam tentang Indonesiana, silakan kunjungi situsnya di Indonesiana.tempo.co. Selamat mencoba !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar